maskun

Puisi Merah Jingga (Terang)

In Internet Marketing on Maret 4, 2018 at 12:58 pm

Kasih…sebelum langit meninggalkan merah jingganya, ijinkan aku bercerita sangat panjang, amat lebar senja ini
Ditemani Deru motor dan desing mobil. Bismillah…

Kasih…sudah sekian lama kita bersama. Sejak aku berada di depanmu, memandu, menarik-narik, menuntun jalan, menyibak belukar. Merasa lebih tau merasa lebih pintar, merasa lebih lebih, padahal…ah…tak pantas aku… tapi aku bangga…

Sampai kemudian aku disampingmu, bergenggam tangan, bersentuh bahu, bercanda mesra, berbagi pandangan, berbagi hati. Sampai-sampai pada periode ini kukorbankan tulang rusukku, hanya agar engkau mencapai garis akhir dengan selamat. indah…

Lalu saat makin tak ada upaya, aku hanya mampu berdiri dibelakangmu. Mendorongmu semampuku, sekuat tenagaku, sedaya sisa apa yang ada. Tersengal, tergopoh, terseret. Keyakinanmu padaku, pun aku padamu, keyakinan kita, adalah bahan bakar dahsyat disaat itu. Haru…

Kasih… kini kau jelma angan menjadi nyata. Bukan hanya tampan semata menjadi andal. Bahkan itu akan menjadi pudar. Fana…

Sel-sel otakmu telah semakin panjang sambung menyambung sehingga pendek akal tak layak kau sandang. Takzim…

Hatimu semakin lembut bak cindai bersulam sutra. Sampai-sampai tetes airmatamu yg jatuh padaku saat itu mampu membangkitkan semàngat untuk tetap hidup. Syukron…

Pun dengan kebesaran hatimu, engkau selalu menutupi kekuranganku, kekurangajaranku, kecerobohanku, kelemahanku, ketidakberdayaanku. Derai…

Kasih…syukur adalah kunci surga. Kita berdua saling bersyukur kerna dipertemukannya. Syukur…

Sabar juga adalah kunci lainnya menuju kesana. Sabar karena ilmu, sabar karena harta, sabar karena coba, sabar karenaku makin menua. Sabar…

Kasih… sudah menjadi hukum alam, bahwa segala yang ada akan sirna. Namun tidak dengan hubungan kita. Kuingin kebersamaan ini kekal… selamanya. Surga…

Tinggalkan komentar